Ketua Panitia Festival Media se-Papua, Abeth You bersama Gubernur Papua Tengah Meki Fritz Nawipa dalam sebuah kesempatan. / Foto : HumasPPT

117 Jurnalis Siap Hadiri Festival Media se-Papua 2025 di Nabire

MEEPAGO.COM- Sebanyak 117 jurnalis dari berbagai daerah di Tanah Papua dipastikan akan menghadiri Festival Media se-Papua 2025 yang digelar pada 6–8 Oktober mendatang di Lapangan Bandara Lama Nabire, Papua Tengah.

Ketua Panitia Festival Media, Abeth You, menjelaskan kegiatan ini merupakan inisiatif Asosiasi Wartawan Papua (AWP) sebagai ruang kolaborasi bagi jurnalis, praktisi media, mahasiswa, pelajar, hingga pemerintah daerah.

“Festival ini adalah momentum penting agar media di Papua memiliki ruang untuk meningkatkan kapasitas, berkolaborasi, sekaligus membangun kesadaran publik tentang peran pers dalam pembangunan di Tanah Papua,” ujar Abeth di Nabire, Sabtu (6/9/2025).

Festival pertama yang digelar di Tanah Papua itu akan diisi berbagai kegiatan, mulai dari pelatihan jurnalistik investigasi, keamanan digital, pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam jurnalistik, talkshow peran media, workshop media sosial (fotografi dan videografi), pameran foto dan buku, lomba karya tulis, hingga malam penganugerahan Papua Journalist Association Award 2025.

“Kami ingin jurnalis Papua tidak hanya menulis berita, tetapi juga memiliki keterampilan investigasi, penguasaan keamanan digital, dan pemanfaatan AI,” jelas Abeth.

Festival ini akan menghadirkan sejumlah tokoh, di antaranya Gubernur Papua Tengah Meki Fritz Nawipa, Ketua Dewan Pers, praktisi media nasional, perwakilan PT Freeport Indonesia, serta jurnalis senior Papua. Hadir pula narasumber dari kalangan jurnalis investigasi nasional, praktisi media sosial, hingga pakar keamanan digital dan AI.

Selain 117 jurnalis, festival juga akan diikuti 51 organisasi pers dan media nasional, 36 humas pemerintah daerah, 26 humas DPRD, 100 mahasiswa, 100 pelajar, serta perwakilan pemerintah provinsi dan mitra lainnya.

Menurut Abeth, festival ini lahir dari kebutuhan akan peningkatan kapasitas wartawan Papua. “Wartawan kita masih butuh ruang belajar dan pengembangan. Karena itu, festival ini menjadi wadah untuk bertemu, berdiskusi, dan saling memperkuat,” katanya.

Ia menambahkan, manfaat festival ini tidak hanya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, tetapi juga membangun jaringan media profesional, mendorong narasi positif Papua di tingkat nasional dan internasional, serta memperkuat hubungan media dengan pemerintah daerah.

“Harapan jangka panjangnya adalah lahirnya ekosistem media yang berdaya, aman, inklusif, dan dipercaya publik di Papua,” pungkas Abeth.(rls)