KPA Papua Tengah Dorong Muatan Lokal HIV/AIDS Masuk Kurikulum Sekolah / foto : HumasPPT

KPA Papua Tengah Dorong Muatan Lokal HIV/AIDS Masuk Kurikulum Sekolah

MEEPAGO.COM-Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua Tengah mendorong materi pencegahan HIV/AIDS masuk ke dalam kurikulum muatan lokal di sekolah. Langkah ini dilakukan menyusul tingginya angka kasus HIV/AIDS di Papua Tengah, termasuk yang menimpa anak usia sekolah dasar.

Ketua KPA Papua Tengah, Freny Anouw, menjelaskan bahwa pengembangan muatan lokal merupakan upaya strategis untuk melindungi generasi muda dari paparan virus. “Kami melakukan pengembangan mendalam terkait muatan lokal tentang pencegahan HIV/AIDS. Kasus di Papua Tengah meningkat cepat, sehingga harus segera masuk ke dalam pembelajaran,” ujar Freny di Ballroom Kantor Gubernur Papua Tengah, Sabtu (23/8/2025).

Data KPA mencatat, hingga kini terdapat 23.188 orang yang telah menjalani pemeriksaan HIV/AIDS. Namun angka tersebut diperkirakan bisa lebih besar jika pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh. “Jangan heran kalau terjadi peningkatan. Itu berarti sosialisasi berhasil mendorong masyarakat untuk periksa diri,” jelasnya.

Dalam kegiatan pengembangan muatan lokal ini, KPA Papua Tengah menghadirkan sejumlah narasumber nasional, di antaranya Dr. Laksmi Dewi, M.Pd, Prof. Dr. Rudi Susilana, M.Si, Prof. Dr. Dinn Wahyudin, MA, serta Prof. Dr. dr. Mondastri Korib Sudaryo, MS, DSc.

Freny menekankan pentingnya pendidikan sejak dini mengenai bahaya HIV/AIDS. Pasalnya, sebagian besar penderita yang terdata merupakan kelompok usia produktif, bahkan terdapat kasus pada siswa sekolah dasar kelas lima dan enam.

“Pencegahan tidak cukup hanya dengan sosialisasi atau pemeriksaan. Harus masuk ke kurikulum, agar anak-anak SD, SMP, hingga SMA tahu bagaimana penularannya dan cara mencegahnya,” tegasnya.

Ke depan, KPA Papua Tengah akan menggandeng Dinas Pendidikan provinsi maupun kabupaten/kota untuk menjadikan modul pencegahan HIV/AIDS sebagai bagian dari kurikulum muatan lokal.

“Tujuannya jelas, yang sudah terjangkit biarlah diobati. Sementara generasi muda yang masih bersih harus dijaga,” pungkas Freny.(**)