Maskapai Penerbangan Sriwijaya Air Saat Mendarat Kali Pertama di Nabire

Sriwijaya Air Delay Berkali-kali, Warga Nabire Tuntut Alternatif Maskapai

MEEPAGO.COM-Layanan penerbangan di Bandara Douw Aturure Nabire, Provinsi Papua Tengah, kembali dikeluhkan masyarakat. Minimnya maskapai yang beroperasi membuat Sriwijaya Air menjadi satu-satunya pilihan penerbangan ke kota besar seperti Makassar dan Jakarta. Sayangnya, pelayanan maskapai tersebut dinilai belum mampu memenuhi kebutuhan mobilitas warga.

Seorang pengacara yang membuka kantor di Nabire, Firmansyah, mengungkapkan kekecewaannya terkait keterlambatan berulang yang dialami penumpang. Ia menyebut, pada Selasa (9/12/2025), jadwal penerbangan yang seharusnya berangkat pukul 11.30 WIT diundur menjadi 14.40 WIT. Namun, masih terjadi delay selama dua jam, sehingga pesawat baru lepas landas pada 16.40 WIT.

“Ini sangat merugikan masyarakat pengguna angkutan udara di Nabire. Monopoli Sriwijaya Air tidak diimbangi dengan pelayanan yang baik,” tegasnya.

Sejak Bandara Douw Aturure mulai beroperasi penuh pada November 2023, konektivitas udara ke Papua Tengah belum berkembang seperti yang diharapkan. Sriwijaya Air memang sempat membuka rute utama dan mendarat perdana pada 6 Desember 2024, membawa rombongan pejabat dari Makassar untuk menandai pembukaan jalur baru tersebut. Tingginya permintaan penumpang pun membuat penerbangan Nabire–Makassar selalu penuh.

Namun, hingga kini belum ada maskapai lain yang benar-benar hadir menjadi alternatif. Padahal, pesawat Batik Air sempat mendarat pada Kamis, 17 Juli 2025, bersamaan dengan peresmian rute Jakarta–Nabire. Sayangnya, rute tersebut tak kunjung dijalankan secara reguler.

Firmansyah menduga adanya faktor non-teknis yang menghambat maskapai lain masuk ke Nabire.

“Apakah ada permainan di tingkat elite sehingga Batik Air tidak mendapat izin terbang? Masyarakat butuh jawaban,” ujarnya.

Warga berharap pemerintah dan otoritas penerbangan segera membuka ruang bagi lebih banyak maskapai di Papua Tengah. Dengan adanya persaingan sehat, kualitas pelayanan diharapkan meningkat dan perjalanan masyarakat tidak lagi terganggu penundaan berkepanjangan.(**)